DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………….....
BAB PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang………………………………………………………………….....
B. Rumusan Masalah……………………………………………..................................
C. Tujuan Penulisan Makalah…………………………………………………………
D. Manfaat Peulisan
E. Sistematika Penulisan………………………………………………………………
BAB PEMBAHASAN
A.
Penganalisisan Butir Soal ………………………………………………………..
B.
Validitas Butir Soal……………….………………………………………………
C.
Uji Reliabilitas….………………………………………………………………...
D.
Daya
Pembeda………………………..........................................................
E.
Indeks
Kesukaran….................................................................................
F.
Fungsi
Distraktor……………………………..............................................
G.
Metode
Penelitian……………………………………....................................
BAB PENUTUP
A.
Simpulan………………………………………………………………………....
B.
Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kepada Allah swt. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis telah mampu menyelesaikan tugas analisis terhadap soal-soal yang di
berikan kepada siswa sehingga pembuat
soal mengetahui kualitas soal yang dibuat dan layak tidaknya soal itu di
berikan kepada siswanya.
Kegiatan menganalisis tes hasil belajar (butir
soal) merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan pendidik untuk meningkatkan
mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan,
peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat
keputusan tentang setiap penilaian . Tujuan penelaahan tersebut adalah untuk
mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu
sebelum soal digunakan. Disamping itu, tujuan analisis tes hasil belajar
(analisis butir soal) juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau
membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik
pada siswa apakah mereka sudah atau belum memahami materi yang telah diajarkan.
Penulis
menyadari bahwa selama penulisan tugas penganalisisan ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Bapak Drs.Bambang Avip Priatna M,
M.Si., dan Ibu Fitri selaku dosen mata kuliah pengolahan data yang telah
membantu penulis selama menyusun tugas ini;
2.
rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi dan
memberikan bantuan penulis untuk menyelesaikan penyusunan tugas ini;
3.
semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per
satu.
Semoga Allah
swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda.
Akhir kata,tiada gading yang tak retak,tugas ini bukanlah karya yang sempurna karena masih
memiliki banyak kekurangan,baik dalam hal isi maupun sistematika dan tehnik
penulisan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tugas penganalisisan ini. Semoga makalah ini bisa memberi manfaat
bagi penulis maupun bagi pembaca.Amin.
Bandung,
10 November 2011
Penyusun
Bab Pendahuluan
1 1.
Latar Belakang
Kegiatan
menganalisis tes hasil belajar (butir soal) merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan pendidik untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan
ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari
jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996:
308). Tujuan penelaahan tersebut adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap
butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Disamping itu,
tujuan analisis tes hasil belajar (analisis butir soal) juga untuk membantu
meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta
untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah atau belum
memahami materi yang telah diajarkan (Aiken, 1994: 63).
Para
penulis soal dapat melakukan analisis secara kualitatif, berkaitan dengan isi
dan bentuknya, maupun secara kuantitatif yang berkaitan dengan ciri-ciri
statistiknya (Anastasi dan Urbina, 1997) atau prosedur peningkatan secara judgement
dan prosedur peningkatan secara empirik (Popham, 1995). Analisis kualitatif
mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis
kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang
termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.
Menurut
Anastasi dan Urbina (1996) penelaahan tes hasil belajar (soal tes) secara
kuantitatif maksudnya adalah penelahaan butir soal yang didasarkan pada data
empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal
yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam melakukan analisis kuantitatif,
yaitu dengan pendekatan secara klasik dan secara modern. Secara klasik
maksudnya, proses penelaahan butir soal dilakukan melalui informasi dari
jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan
dengan menggunakan teori tes klasik. Sedangkan analisis butir soal secara
modern yaitu penelaahan butir soal dengan menggunakan IRT (Item Response
Theory) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan teori yang
menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar
pada suatu soal dengan kemampuan siswa.
Adapun
dalam penelitian kali ini, analisis tes hasil belajar secara kuantitatif
memakai pendekatan secara klasik dengan alasan murah dan dapat
dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer, sederhana, familiar
serta dapat menggunakan data dari beberapa peserta didik atau sampel yang kecil
(Millman dan Greene: 1993).
Aspek
yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap
butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan
penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban
pada setiap pilihan jawaban.
2 2.
Rumusan
Masalah
Perumusan masalah
yang dibahas dapat dilukiskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apa
yang dimaksud dengan butir soal?
2.
Bagaimana
cara menganalisis suatu masalah?
3.
Kenapa
harus dilakukan penganalisisan soal?
4.
Apa
langkah-langkah untuk mendapat tes yang baik?
5.
Karakteristik
apa saja yang menjadi acuan bahwa soal yang di buat sudah baik dan
proporsional?
6.
Bagaimana
cara agar mendapatkan soal yang berkualitas?
3.
Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah :
- mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum digunakan.
- membantu meningkatkan kualitas tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif
- mengetahui informasi diagnostik pada siswa, sudahkan mereka memahami materi yang telah diajarkan
- memaparkan pemetaan butir soal terhadap Standar Kompetensi dan
- mengidentifikasi validitas butir soal
- memaparkan ketercapaian tujuan pembelajaran butir soal
4.
Manfaat
Penulisan
Manfaat
penulisan ini adalah :
- membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan
- sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal (seperti tes yang disiapkan guru di kelas)
- mendukung penulisan butir soal yang efektif
- secara materi dapat memperbaiki tes di kelas
- meningkatkan validitas dan reliabilitas soal
- menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan
- memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa
- merevisi materi yang dinilai atau diukur
- meningkatkan keterampilan penulisan soal
- untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal itu dapat diterima karena telah didukung oleh data statistic yang memadai, diperbaiki karena terbukti terdapat beberapa kelemahan, atau bahkan soal itu tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali.
5 5. Sistematika
Penulisan
Dalam penulisan
tugas ini, sistematika penulisan yang direncanakan penulis sebagai landasan
penulis dalam penyusunan bab-bab selanjutnya adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini
mengemukakan tentang latar belakang masalah, masalah dan perumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika pembahasan.
Bab II Pembahasan. Pada bab ini
berisi pembahasan tentang penganalisisan butir soal pilihan ganda
Bab III Kesimpulan. Pada bab ini
berisi kesimpulan hasil penulisan dan saran.
Bab Pembahasan
Penganalisisan Butir Soal
Butir
soal merupakan perangkat utama dalam sistem penilaian terhadap siswa di
sekolah. Untuk itu sangat penting menentukan mana soal-soal yang cacat atau
tidak berfungsi penggunaannya. Kegiatan menganalisis butir soal merupakan
proses pengumpulan, peringkasan dan penggunaan informasi dari jawaban siswa
untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. Para pembuat soal dapat
melakukan analisis secara kualitatif, berkaitan dengan isi dan bentuknya,
maupun secara kuantitatif yang berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya atau
prosedur peningkatan secara judgement dan prosedur peningkatan secara
empirik. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk,
sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan
diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.
Penelaahan
tes hasil belajar (soal tes) secara kuantitatif maksudnya adalah penelahaan
butir soal yang didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan.
Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan
dalam melakukan analisis kuantitatif, yaitu dengan pendekatan secara klasik dan
secara modern. Secara klasik maksudnya, proses penelaahan butir soal dilakukan
melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal
yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Sedangkan analisis butir
soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan menggunakan IRT (Item
Response Theory) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan teori
yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab
benar pada suatu soal dengan kemampuan siswa.
Langkah-langkah
untuk mendapatkan tes yang baik meliputi (1) penyusunaan kisi-kisi tes, (2)
menyusun tes sesuai dengan kisi-kisi, (3) validitas tes, (4) uji coba tes, dan
(5) analisis soal tes. Kita juga perlu
meningkatkan kualitas butir soal melalui analisis yang meliputi (1) uji
validitas, (2) uji reliabilitas, (3) tingkat kesukaran, (4) daya pembeda, dan
(5) pengecoh soal.
Ada dua jenis analisis butir soal
yang dapat pendidik laksanakan, yaitu :
- Analisis secara kualitatif, prosedur peningkatan secara judgement, terkait dengan isi dan bentuk soal
- Analisis secara kuantitatif, prosedur peningkatan secara empirik, terkait dengan ciri-ciri statistiknya 1. Validitas Butir Soal Validitas suatu tes menunjukkan tingkat ketepatan suatu tes untuk mengukur apa yang harus diukur.
a)
Validitas Teoritik adalah validitas yang didasarkan para ahli. Yang
terdiri dari:
1)
Validitas isi (validitas kulikuler),
Validitas isi merupakan validitas yang
diperhitumgkan melalui pengujian
terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pengertian
"mencakup keseluruhan kawasan isi" tidak saja menunjukkan bahwa alat
ukur tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula memuat hanya isi
yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Walaupun isi atau
kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat ukur mengikutsertakan pula
item-item yang tidak relevan dan berkaitan dengan hal-hal di luar tujuan
ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak dapat dikatakan memenuhi ciri
validitas yang sesungguhnya.
2) Validitas Muka (validitas bentuk
soal)
Validitas muka adalah keabsahan
susunan kalimat atau kata-kata dalam soal, sehingga jelas pengertiannya atau
tidak menimbulkan tafsiran. Tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena
hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi
alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan
validitas muka telah terpenuhi.
b)
Validitas Kriterium yaitu validitas yang ditinjau
berdasarkan hubungan dengan kriteria tertentu. Tinggi-rendahnya koefisien
validitas tes hasil ditentukan berdasarkan hasil perhitungan koefisien
korelasi. Validitas kriterium terdiri dari:
1)
Validitas
banding (validitas bersama atau validitas yang sekarang)
Validitas
banding yaitu validitas tes yang diperoleh dengan cara menghitung koefisien
korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan
nilai-nilai hasil tes berstandar yang telah mencerminkan kemampuan siswa. Jika
tes berstandar belum tersedia, maka kita dapat menggunakan nilai rata-rata
ulangan harian sebagai hasil dari tes berstandar.
2)
Validitas Ramal
Validitas ramal yaitu validitas yang
berkenaan dengan kemampuan suatu tes untuk dapat meramalkan keadaan yang akan
datang berdasarkan kondisi yang ada sekarang.
Ada tiga cara mencari validitas suatu tes yaitu:
1.
Korelasi produk
momen dengan memakai simpangan
Untuk memperoleh koefisien
validitas digunakan rumus korelasi peoduct
moment dari r-pearson sebagai berikut :
rxy = Σxiyi / √(Σx²i)(Σy²i)
2. Korelasi
produk momen menggunakan angka kasar (korelasi produk momen Pearson) rxy
= n Σxiyi
– ΣxiΣyi / √(nΣxi² – (Σxi)²)(nΣyi²
- (Σyi)²
3.
Korelasi Rank Sperman-Brown
rxy = 1- 6Σdi² / n(n²-1)
Keterangan:
rx y
= koefisien korelasi antara skor
butir soal dan skor total,
n =
jumlah peserta tes,
∑xiyi
= jumlah perkalian x dengan y (skor butir soal dengan skor total)
∑xi
= jumlah x (jumlah skor butir soal)
∑yi
= jumlay y (jumlah skor total)
xi2
= kuadrat dari x (kuadrat dari skor butir soal)
yi2
= kuadrat dari y (kuadrat dari skor total)
Hasil perhitungan ini berkisar
diantara -1,00 sampai +1,00. Sedangkan interpretasi hasil perhitungan ini akan
menentukan besarnya koefisien korelasi (validitas item) dengan klasifikasi
sebagai berikut:
1.
0,8 < rx y <1,00 : sangat
tinggi
2.
0,6 < rx y
<0,8
: tinggi
3.
0,4 < rx y <0,6
: cukup
4.
0,2 < rx y <0,4
: rendah
5.
0 < rx y <0,2 :
sangat rendah
6.
rx y <
0
: tidak valid
2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan.Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan
hasil pengukuran
relatif konsisten dari waktu ke waktu.
a)
Tes Tunggal adalah tes yang terdiri
dari satu set yang diberikan terhadap sekelompok subjek dalam satu kali
pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu kelompok
data.Ada dua teknik untuk perhitungan reliabilitas tes,yaitu:
1.
Dilakukan dengan cara membagi tes
menjadi dua bagian yang relatif sama (banyaknya soalnya sama), sehingga
masing-masing test mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan
pertama(awal/ganjil) dan skor belahan kedua (genap/akhir). Koefisien
reliabilitas dinotasikan dengan rtt dan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi angka kasar pearson.Koefisien reliabilitas
kesesluruhan tes dihitung menggunakan formula Spearman-Brown,yaitu: rtot
= 2rtt /1+rtt
Salah
satu kelemahan perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan teknik
belah dua adalah :
a.
Banyaknya butir soal harus genap
b.
Dapat dilakukan dengan cara yang
berbeda
Untuk mengatasi masalah tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik non belah dua.
Untuk perhitungannya menggunakan
rumus Kuder-Richardson (KR-20) yaitu: rtot = (n / n – 1 )( st2
– Σpiqi / st2 )
rtt : koefisien reliabilitas seluruh tes
n : jumlah soal dalam tes
St : simpangan baku skor-skor total tes
pi : proporsi orang-orang yang menjawab benar
qi : proporsi yang menjawab salah
Rumus Kuder-Richardson
(KR-21),yaitu :
Rtot
= (n / n-1 )( 1 – xt(n-xt) / nst2 )
xt =
rata-rata skor total
Seperangkat tes diberikan terhadap sekelompok
siswa sebanyak dua kali. Reliabilitas tes dihitung dengan cara menghitung
koefisien korelasi antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua untuk setiap
siswa yang sama.
Dua buah tes
dengan soal-soal pada tes pertama ekuivalen dengan soal-soal pada tes kedua.
Kedua soal diujikan kepada sekelompok siswa yang sama kemudian dihitung
koefisien korelasi antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua.
Kriteria
koefisien reliabilitas :
1.
0,8 < rx y <1,00 : sangat
tinggi
2.
0,6 < rx y
<0,8
: tinggi
3.
0,4 < rx y <0,6
: cukup
4.
0,2 < rx y
<0,4 : rendah
5.
-1 <
rx y
<0,2 : sangat
rendah
3.
Daya pembeda Soal
Daya pembeda butir soal adalah angka
yang menyatakan kesanggupan suatu soal untuk membedakan siswa pandai dengan
yang kurang pandai. Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga
dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal
berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan peserta didik yang
telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi. Indeks
daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya
pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu. Jika daya pembeda negatif
(<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (peserta didik yang tidak memahami
materi) menjawab benar dibanding dengan kelompok atas (peserta didik yang
memahami materi yang diajarkan pendidik). Analisis daya pembeda soal bentuk
pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini:
D = (Ba / Ja ) ( Bb / Jb)
D
adalah daya pembeda soal,
· Ba
adalah jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
· Bb
adalah jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
· Ja
adalah jumlah peserta kelompok atas yang mengerjakan tes,
· Jb
adalah jumlah peserta kelompok atas yang mengerjakan tes.
Kriteria Daya Pembeda soal
1.
0,7 < rx y <1,00 : baik
sekali
2.
0,4 < rx y
<0,7
: baik
3.
0,2 < rx y <0,4
: cukup
4.
0,0 < rx y <0,2 :
jelek
5.
rx y <
0
: jelek sekali
Indeks Dsikriminasi Item (D)
|
Klasifikasi
|
Interpretasi
|
< 0,20
|
Poor
|
Butir item
yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak
memiliki daya pembeda yang baik
|
0,20 – 0,40
|
Satisfactory
|
Butir item
yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang)
|
0,40 – 0,70
|
Good
|
Butir item
yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik
|
0,70 – 1,00
|
Excellent
|
Butir item
yang bersangkutan telah memiliki daya
pembeda yang baik sekali
|
Bertanda negatif (-)
|
-
|
Butir item
yang bersangkutan daya pembedanya negative sekali (jelek sekali)
|
4.
Indeks Kesukaran
Tingkat
kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat
kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar
0,00 – 1,00 . Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari
hasil penghitungan, berarti semakin mudah soal itu. Rumus untuk menghitung
tingkat kesukaran (TK) adalah sebagai berikut:
P = B / JS
·
P = Indeks kesukaran
·
B = Jumlah siswa yang menjawab
pertanyaan betul
·
JS = Jumlah siswa seluruhnya
Kriteria
Indeks Kesukaran
Kategori
Tingkat Kesukaran
Nilai p
|
Kategori
|
P < 0.3
|
Sukar
|
0.3 ≤ p ≤ 0.7
|
Sedang
|
P > 0.7
|
Mudah
|
5. Fungsi Distraktor
Pada saat membicarakan tes objektif
bentuk multiple choice item tersebut
untuk setiap butir item yang
dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa
kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau
alternatif. Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara 3 sampai
dengan 5 buah, dan dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang terpasang pada
setiap butir item itu, salah satu
diantaranya adalah merupakan jawaban betul (kunci jawaban), sedangkan sisanya
adalah merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa dikenal
dengan istilah distractor (pengecoh).
Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu :
menganalisis pola penyebaran jawaban item.
Adapun yang dimaksud dengan pola penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya
terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir
item. Suatu kemungkinan dapat
terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih
oleh testee. Dengan kata lain, testee menyatakan “blangko”. Pernyataan blangko ini sering dikenal
dengan istilah omiet dan biasa diberi lambang dengan huruf O. Distraktor
dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor
tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5 % dari seluruh peserta tes.
Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor
tersebut maka distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik
dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang, sedangkan distraktor yang
belum dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan
distraktor yang lain.
Metode
Penelitian
1.
Objek Penelitian
a. Populasi
Penelitian
Pelaksanaan penelitian selalu berhadapan
dengan objek yang diteliti. Keseluruhan objek penelitian disebut populasi
penelitian. Arikunto (2002:107) menyebutkan bahwa populasi adalah seluruh data
yang menjadi perhatian kerja dalam suatu lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal ulangan tengah
semester ganjil bidang studi Matematika
kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012.
b. Sampel
Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil yang
diteliti.Sampel dalam penelitian ini adalah soal ulangan tengah semester ganjil bidang studi Matematika kelas IX-A
SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012. Digunakan lembar jawaban tes
ulangan tengah semester ganjil bidang
studi Matematika dari siswa-siswa kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi untuk
menganalisis soal Ulangan Tengah Semester bidang studi Matematika kelas IX-A
SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012. Adapun yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah soal pilihan ganda sejumlah 30 butir dengan opsi yaitu
A,B,C dan D.
c. Sumber
Data
Sumber data penelitian ini adalah lembar
soal ulangan tengah semester ganjil
bidang studi Matematika kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012,
lembar jawaban dan daftar nama siswa SMPN 3 Cimahi, kisi-kisi penulisan soal-soal
ulangan tengah semester ganjil bidang
studi Matematika kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012, serta
data mengenai stardar kompetensi mata pelajaran Matematika di SMPN 3 Cimahi.
d. Variabel
Penelitian
Dalam
penelitian ini variabel penelitian adalah variabel berupa validitas dan
reliabilitas dari butir soal Ulangan Tengah Semester ganjil bidang studi Matematika kelas IX-A
SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012.
0 komentar:
Posting Komentar