Jumat, 06 Juli 2012

Uji Butir Soal



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………                                                                                                                                                      
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….....

BAB PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………………………………………….....
B.  Rumusan Masalah……………………………………………..................................
C.  Tujuan Penulisan Makalah…………………………………………………………
D. Manfaat Peulisan
E.  Sistematika Penulisan………………………………………………………………
BAB PEMBAHASAN
A.    Penganalisisan Butir Soal ………………………………………………………..
B.     Validitas Butir Soal……………….………………………………………………
C.     Uji Reliabilitas….………………………………………………………………...
D.    Daya Pembeda………………………..........................................................
E.     Indeks Kesukaran….................................................................................
F.      Fungsi Distraktor……………………………..............................................
G.    Metode Penelitian……………………………………....................................
BAB PENUTUP
A.    Simpulan………………………………………………………………………....
B.     Saran……………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
  



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan tugas analisis terhadap soal-soal yang di berikan kepada  siswa sehingga pembuat soal mengetahui kualitas soal yang dibuat dan layak tidaknya soal itu di berikan kepada siswanya.
 Kegiatan menganalisis tes hasil belajar (butir soal) merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan pendidik untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian . Tujuan penelaahan tersebut adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Disamping itu, tujuan analisis tes hasil belajar (analisis butir soal) juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah atau belum memahami materi yang telah diajarkan.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan tugas penganalisisan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena mengucapkan terima kasih kepada:

1.      Bapak Drs.Bambang Avip Priatna M,  M.Si., dan Ibu Fitri selaku dosen mata kuliah pengolahan data yang telah membantu penulis selama menyusun tugas ini;
2.      rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi dan memberikan bantuan penulis untuk menyelesaikan penyusunan tugas ini;
3.      semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Semoga Allah swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda.
Akhir kata,tiada gading yang tak retak,tugas  ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan,baik dalam hal isi maupun sistematika dan tehnik penulisan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas penganalisisan  ini. Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.Amin.




Bandung, 10 November  2011



                                                                                                     Penyusun




                                                                   Bab Pendahuluan
1             1.    Latar Belakang
Kegiatan menganalisis tes hasil belajar (butir soal) merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan pendidik untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996: 308). Tujuan penelaahan tersebut adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Disamping itu, tujuan analisis tes hasil belajar (analisis butir soal) juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah atau belum memahami materi yang telah diajarkan (Aiken, 1994: 63).
Para penulis soal dapat melakukan analisis secara kualitatif, berkaitan dengan isi dan bentuknya, maupun secara kuantitatif yang berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya (Anastasi dan Urbina, 1997) atau prosedur peningkatan secara judgement dan prosedur peningkatan secara empirik (Popham, 1995). Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.
Menurut Anastasi dan Urbina (1996) penelaahan tes hasil belajar (soal tes) secara kuantitatif maksudnya adalah penelahaan butir soal yang didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam melakukan analisis kuantitatif, yaitu dengan pendekatan secara klasik dan secara modern. Secara klasik maksudnya, proses penelaahan butir soal dilakukan melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Sedangkan analisis butir soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan menggunakan IRT (Item Response Theory) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar pada suatu soal dengan kemampuan siswa.
Adapun dalam penelitian kali ini, analisis tes hasil belajar secara kuantitatif memakai pendekatan secara klasik dengan alasan murah dan  dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer, sederhana, familiar serta dapat menggunakan data dari beberapa peserta didik atau sampel yang kecil (Millman dan Greene: 1993).
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.


2           2.   Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang dibahas dapat dilukiskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
     1.      Apa yang dimaksud dengan butir soal?
     2.      Bagaimana cara menganalisis suatu masalah?
     3.      Kenapa harus dilakukan penganalisisan soal?
     4.      Apa langkah-langkah untuk mendapat tes yang baik?
     5.      Karakteristik apa saja yang menjadi acuan bahwa soal yang di buat sudah baik dan proporsional?
6.      Bagaimana cara agar mendapatkan soal yang berkualitas? 
3.      Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah :
  • mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum digunakan.
  • membantu meningkatkan kualitas tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif
  • mengetahui informasi diagnostik pada siswa, sudahkan mereka memahami materi yang telah diajarkan
  • memaparkan pemetaan butir soal terhadap Standar Kompetensi dan
  • mengidentifikasi validitas butir soal
  • memaparkan ketercapaian tujuan pembelajaran butir soal

4.      Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah :
  • membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan
  • sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal (seperti tes yang disiapkan guru di kelas)
  • mendukung penulisan butir soal yang efektif
  • secara materi dapat memperbaiki tes di kelas
  • meningkatkan validitas dan reliabilitas soal
  • menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan
  • memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa
  • merevisi materi yang dinilai atau diukur
  • meningkatkan keterampilan penulisan soal
  • untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal itu dapat diterima karena telah didukung oleh data statistic yang memadai,  diperbaiki karena terbukti terdapat beberapa kelemahan, atau bahkan soal itu tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali.


5     5.  Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas ini, sistematika penulisan yang direncanakan penulis sebagai landasan penulis dalam penyusunan bab-bab selanjutnya adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, masalah dan perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika pembahasan.
Bab II Pembahasan. Pada bab ini berisi pembahasan tentang penganalisisan butir soal pilihan ganda
Bab III Kesimpulan. Pada bab ini berisi kesimpulan hasil penulisan dan saran.




Bab Pembahasan
Penganalisisan Butir Soal
Butir soal merupakan perangkat utama dalam sistem penilaian terhadap siswa di sekolah. Untuk itu sangat penting menentukan mana soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya. Kegiatan menganalisis butir soal merupakan proses pengumpulan, peringkasan dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. Para pembuat soal dapat melakukan analisis secara kualitatif, berkaitan dengan isi dan bentuknya, maupun secara kuantitatif yang berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya atau prosedur peningkatan secara judgement dan prosedur peningkatan secara empirik. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.
Penelaahan tes hasil belajar (soal tes) secara kuantitatif maksudnya adalah penelahaan butir soal yang didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam melakukan analisis kuantitatif, yaitu dengan pendekatan secara klasik dan secara modern. Secara klasik maksudnya, proses penelaahan butir soal dilakukan melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Sedangkan analisis butir soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan menggunakan IRT (Item Response Theory) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar pada suatu soal dengan kemampuan siswa.
Langkah-langkah untuk mendapatkan tes yang baik meliputi (1) penyusunaan kisi-kisi tes, (2) menyusun tes sesuai dengan kisi-kisi, (3) validitas tes, (4) uji coba tes, dan (5) analisis soal tes.  Kita juga perlu meningkatkan kualitas butir soal melalui analisis yang meliputi (1) uji validitas, (2) uji reliabilitas, (3) tingkat kesukaran, (4) daya pembeda, dan (5) pengecoh soal.
Ada dua jenis analisis butir soal yang dapat pendidik laksanakan, yaitu :
  1. Analisis secara kualitatif, prosedur peningkatan secara judgement, terkait dengan isi dan bentuk soal
  2. Analisis secara kuantitatif, prosedur peningkatan secara empirik, terkait dengan ciri-ciri statistiknya 1.      Validitas Butir Soal                                                                                                       Validitas suatu tes menunjukkan tingkat ketepatan suatu tes untuk mengukur apa yang harus diukur.
a)      Validitas Teoritik adalah validitas yang didasarkan para ahli. Yang terdiri dari: 
1)   Validitas isi (validitas kulikuler),
         Validitas isi merupakan validitas yang diperhitumgkan melalui pengujian   terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pengertian "mencakup keseluruhan kawasan isi" tidak saja menunjukkan bahwa alat ukur tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Walaupun isi atau kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat ukur mengikutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan berkaitan dengan hal-hal di luar tujuan ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak dapat dikatakan memenuhi ciri validitas yang sesungguhnya.
2) Validitas Muka (validitas bentuk soal)
Validitas muka adalah keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal, sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran. Tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi.
b)      Validitas Kriterium yaitu validitas yang ditinjau berdasarkan hubungan dengan kriteria tertentu. Tinggi-rendahnya koefisien validitas tes hasil ditentukan berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi. Validitas kriterium terdiri dari:
1)   Validitas banding (validitas bersama atau validitas yang sekarang)
Validitas banding yaitu validitas tes yang diperoleh dengan cara menghitung koefisien korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan nilai-nilai hasil tes berstandar yang telah mencerminkan kemampuan siswa. Jika tes berstandar belum tersedia, maka kita dapat menggunakan nilai rata-rata ulangan harian sebagai hasil dari tes berstandar.
2)   Validitas Ramal
Validitas ramal yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu tes untuk dapat meramalkan keadaan yang akan datang berdasarkan kondisi yang ada sekarang.

Ada tiga cara mencari validitas suatu tes yaitu:
1.      Korelasi produk momen dengan memakai simpangan
Untuk memperoleh koefisien validitas digunakan rumus korelasi peoduct
moment dari r-pearson sebagai berikut :
rxy =   Σxiyi / √(Σx²i)(Σy²i)


2.      Korelasi produk momen menggunakan angka kasar (korelasi produk momen Pearson)      rxy =  n Σxiyi – ΣxiΣyi / √(nΣxi² – (Σxi)²)(nΣyi² - (Σyi
 3.      Korelasi Rank Sperman-Brown
  rxy = 1-  6Σdi² / n(n²-1) 
 
Keterangan:
                   rx y             = koefisien korelasi antara skor butir soal dan skor total, 
  n           = jumlah peserta tes,
      ∑xiy    = jumlah perkalian x dengan y (skor butir soal dengan skor total)
      ∑xi        = jumlah x (jumlah skor butir soal)
      ∑yi        = jumlay y (jumlah skor total)
       xi2         = kuadrat dari x (kuadrat dari skor butir soal)
       yi2         = kuadrat dari y (kuadrat dari skor total)

Hasil perhitungan ini berkisar diantara -1,00 sampai +1,00. Sedangkan interpretasi hasil perhitungan ini akan menentukan besarnya koefisien korelasi (validitas item) dengan klasifikasi sebagai berikut:
1.      0,8 < rx y <1,00        : sangat tinggi
2.      0,6 < rx y  <0,8          : tinggi
3.      0,4 < rx y   <0,6          : cukup
4.      0,2 <  rx y <0,4          : rendah
5.         0 <  rx y <0,2          : sangat rendah
6.                 rx y  < 0           : tidak valid
2.      Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu.
a)      Tes Tunggal adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap sekelompok subjek dalam satu kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu kelompok data.Ada dua teknik untuk perhitungan reliabilitas tes,yaitu:
1.      Dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relatif sama (banyaknya soalnya sama), sehingga masing-masing test mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan pertama(awal/ganjil) dan skor belahan kedua (genap/akhir). Koefisien reliabilitas dinotasikan dengan rtt dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi angka kasar pearson.Koefisien reliabilitas kesesluruhan tes dihitung menggunakan formula Spearman-Brown,yaitu:                             rtot =    2rtt /1+rtt
 
Salah satu kelemahan perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan teknik belah dua adalah :
a.    Banyaknya butir soal harus genap
b.   Dapat dilakukan dengan cara yang berbeda
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik non belah dua.
Untuk perhitungannya menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) yaitu:                        rtot =    (n /   n – 1 )(  st2 – Σpiqi /  st)    
                                       
                 rtt         : koefisien reliabilitas seluruh tes
                                                            n          : jumlah soal dalam tes
                                                            St         : simpangan baku skor-skor total tes
                                                            pi         : proporsi orang-orang yang menjawab benar
                                                            qi         : proporsi yang menjawab salah
                        Rumus Kuder-Richardson (KR-21),yaitu :
                                                Rtot =    (n /   n-1  )(  1 – xt(n-xt) /  nst2    )
              

xt = rata-rata skor total

 Seperangkat tes diberikan terhadap sekelompok siswa sebanyak dua kali. Reliabilitas tes dihitung dengan cara menghitung koefisien korelasi antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua untuk setiap siswa yang sama.
Dua buah tes dengan soal-soal pada tes pertama ekuivalen dengan soal-soal pada tes kedua. Kedua soal diujikan kepada sekelompok siswa yang sama kemudian dihitung koefisien korelasi antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua.
Kriteria koefisien reliabilitas :
1.      0,8 < rx y <1,00        : sangat tinggi 
2.      0,6 < rx y  <0,8          : tinggi
3.      0,4 < rx y   <0,6          : cukup
4.      0,2 <  rx y <0,4          : rendah
5.        -1 <  rx y <0,2          : sangat rendah


3.      Daya pembeda Soal
       Daya pembeda butir soal adalah angka yang menyatakan kesanggupan suatu soal untuk membedakan siswa pandai dengan yang kurang pandai. Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan peserta didik yang telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu. Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar dibanding dengan kelompok atas (peserta didik yang memahami materi yang diajarkan pendidik). Analisis daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini:
                             D =   (Ba /   Ja )  (  Bb / Jb)
D adalah daya pembeda soal,
·      Ba adalah jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
·      Bb adalah jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
·      Ja adalah jumlah peserta kelompok atas yang mengerjakan tes,
·      Jb adalah jumlah peserta kelompok atas yang mengerjakan tes.
Kriteria Daya Pembeda soal
1.      0,7 < rx y <1,00        : baik sekali
2.      0,4 < rx y  <0,7          : baik
3.      0,2 < rx y   <0,4          : cukup
4.      0,0 <  rx y <0,2          : jelek
5.                 rx y  < 0           : jelek sekali




Indeks     Dsikriminasi Item (D)
Klasifikasi
Interpretasi
< 0,20
Poor
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik
0,20 – 0,40
Satisfactory
Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang)
0,40 – 0,70
Good
Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik
0,70 – 1,00
Excellent
Butir item yang bersangkutan  telah memiliki daya pembeda yang baik sekali
Bertanda negatif (-)
-
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negative sekali (jelek sekali)

4.      Indeks Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00 . Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil penghitungan, berarti semakin mudah soal itu. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) adalah sebagai berikut:
                                P =   B / JS
                                      
·         P  = Indeks kesukaran
·         B = Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan betul
·         JS = Jumlah siswa seluruhnya
Kriteria Indeks Kesukaran
Kategori Tingkat Kesukaran
Nilai p
Kategori
P < 0.3
Sukar
0.3 ≤ p ≤ 0.7
Sedang
P > 0.7
Mudah
5.      Fungsi Distraktor
 Pada saat membicarakan tes objektif bentuk multiple choice item tersebut untuk setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternatif. Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara 3 sampai dengan 5 buah, dan dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul (kunci jawaban), sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah distractor (pengecoh). Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu : menganalisis pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud dengan pola penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir item. Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee. Dengan kata lain, testee menyatakan “blangko”. Pernyataan blangko ini sering dikenal dengan istilah omiet dan biasa diberi lambang dengan huruf O. Distraktor dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5 % dari seluruh peserta tes. Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang, sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor yang lain.
 
Metode Penelitian
1.      Objek Penelitian
a.       Populasi Penelitian
    Pelaksanaan penelitian selalu berhadapan dengan objek yang diteliti. Keseluruhan objek penelitian disebut populasi penelitian. Arikunto (2002:107) menyebutkan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kerja dalam suatu lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal ulangan tengah semester  ganjil bidang studi Matematika kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012.
b.      Sampel Penelitian
    Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti.Sampel dalam penelitian ini adalah soal ulangan tengah semester  ganjil bidang studi Matematika kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012. Digunakan lembar jawaban tes ulangan tengah semester  ganjil bidang studi Matematika dari siswa-siswa kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi untuk menganalisis soal Ulangan Tengah Semester bidang studi Matematika kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012. Adapun yang dianalisis dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda sejumlah 30 butir dengan opsi yaitu A,B,C dan D.
c.       Sumber Data
    Sumber data penelitian ini adalah lembar soal ulangan tengah semester  ganjil bidang studi Matematika kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012, lembar jawaban dan daftar nama siswa SMPN 3 Cimahi, kisi-kisi penulisan soal-soal ulangan tengah semester  ganjil bidang studi Matematika kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012, serta data mengenai stardar kompetensi mata pelajaran Matematika di SMPN 3 Cimahi.
d.      Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel penelitian adalah variabel berupa validitas dan reliabilitas dari butir soal Ulangan Tengah Semester  ganjil bidang studi Matematika kelas IX-A SMPN Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2011/2012.






             





                              














0 komentar:

Posting Komentar